Popular Posts

Blogger templates

Blogger news

Blogroll

Powered By Blogger
Diberdayakan oleh Blogger.

You can replace this text by going to "Layout" and then "Page Elements" section. Edit " About "

Translate

Pengikut

Entri Populer

Kamis, 11 Februari 2016

              Workshop Permainan Tradisional merupakan salah satu rangkaian acara Tabalong Ethnic Festival 2016 yang akan dilaksanakan pada tanggal 16 Februari 2016 pukul 15.00 WITA di Taman Kota Tanjung, workshop ini dilaksanakan bekerjasama dengan FAD (Forum Anak Daerah) Kab. Tabalong dan volunteer lainnya,  bertujuan untuk menghidupkan kembali permainan tradisional yang sudah tergantikan oleh permainan modern, dan sudah mulai jarang dimainkan oleh anak-anak zaman sekarang, ini adalah beberapa jenis permainan tradisional yang akan dimainkan,


      1.Batungkau

                Permainan ini pada umumnya dikenal dengan nama permainan Egrang di Indonesia dan dikenal dengan nama Batungkau di Provinsi Kalimantan Selatan. Permainan tradisional yang menggunakan bambu atau kayu sebagai media permainan nya ini menuntut para pemain harus bisa berjalan dengan menaiki bambu/kayu tersebut. Permainan ini sudah ada sejak dahulu kala dan merupakan permainan yang membutuhkan keterampilan dan keseimbangan tubuh. Nilai-nilai yang bisa kita ambil dari permainan ini adalah kerjakeras, keuletan dan sportivitas.


      2.Kilanan

                 Permainan tradisional ini cukup memerlukan jengkalan tangan sebagai media permainannya, pada awalnya di mulai dengan jengkalan satu tangan yang secara vertikal di letakkan di atas tanah kemudian pemain lawan harus melompatinya, jika ia bisa melompatinya maka ia harus melewati tahap selanjutnya, yakni jengkalan dua tangan, dan begitu seterusnya yakni bertambah satu jengkal untuk setiap levelnya. Permainan ini mengajarkan kita bahwa jika semakin tinggi levelnya akan banyak rintangan yang sulit dilewati, sama halnya seperti dalam kehidupan semakin dewasa seseorang semakin sulit juga rintangan dalam hidupnya.


      3.Balogo

                 Balogo adalah permainan tradisional Provinsi Kalimantan Selatan, permainan ini memerlukan penapak (stik atau alat pemukul yang terbuat dari kayu) dan Logo (terbuat dari tempurung kelapa). Logo- logo tersebut di pasang tegak lurus di atas tanah dengan garis pasang yang telah ditentukan kemudian akan di robohkan oleh logo yang dilontarkan dengan penapak/stik.

      4.Cuk-Cuk Bimbi

         Permainan ini hanya memerlukan sebuah kerikil atau gumpalan kertas dan lagu, yang liriknya dibawah ini,

              Cuk cuk bimbi, bimbiku daun sarunai

            Tacucuk takulibi, muhanya kaya panai

            Sagincul liyu liyu, sagincul liyu-liyu

           Satu orang harus berperan sebagai penebak dan memposisikan diri seperti sedang bersujud sambil memejamkan matanya. Kemudian, pemain yang lain duduk melingkarinya dan menyanyikan lirik lagu diatas sambil mengelilingkan batu atau gumpalan kertas ke setiap telapak tangan pemain lalu berhenti ketika lagu selesai. Pemain yang berperan sebagai penebak harus menebak di tangan pemain yang mana gumpalan tersebut berada.

      5.Dakuan

              Dakuan adalah sebutan untuk permainan yang dikenal dengan nama “Congklak” di Indonesia. Biasanya dalam permainan, sejenis cangkang kerang digunakan sebagai biji congklak dan jika tidak ada, kadangkala digunakan juga biji-bijian dari tumbuh-tumbuhan dan batu-batu kecil. Permainan congklak dilakukan oleh dua orang. Dalam permainan mereka menggunakan papan congklak yang terbuat dari kayu dan plastik, dan 98 (14 x 7) buah biji yang dinamakan biji congklak . Pada papan congklak terdapat 16 buah lobang yang terdiri atas 14 lobang kecil yang saling berhadapan dan 2 lobang besar di kedua sisinya.
Permainan Dakuan memiliki 7 lubang dan masing-masing berisi 7 biji. Tujuh adalah jumlah hari dalam satu minggu. Jumlah biji yang ada pada lubang kecilpun sama. Artinya, tiap orang mempunyai jatah waktu yang sama dalam seminggu, yaitu 7 hari.       

      6.Tiwah Kaleng

              Permainan tradisional Tiwah Kaleng adalah permainan kelompok yang diwariskan oleh orang tua secara turun temurun sejak dahulu namun tidak semua anak mengenal permainan ini. Kata “Tiwah” sama artinya dengan lempar, jadi permainan ini biasanya di sebut Lempar kaleng. Permainan ini sering dimainkan di lapangan atau halaman rumah. Jumlah pemain  tidak dibatasi, biasanya 5-10 anak dalam satu kelompok.

     7.Basungkit     

                 Basungkit merupakan permainan kelompok, terdiri dari dua kelompok. Permainan ini menggunakan alat dari dua potongan bambu yang satu menyerupai tongkat berukuran kira kira 30 cm dan lainnya berukuran lebih kecil. Pertama potongan bambu yang kecil ditaruh di antara dua batu lalu dipukul oleh tongkat bambu, diteruskan dengan memukul bambu kecil tersebut sejauh mungkin, pemukul akan terus memukul hingga beberapa kali sampai suatu kali pukulannya tidak mengena/luput/meleset dari bambu kecil tersebut. Setelah gagal maka orang berikutnya dari kelompok tersebut akan meneruskan. Sampai giliran orang terakhir. Di Indonesia permainan ini lebih dikenal dengan nama “Gatrik”, permainan ini melatih jiwa sportifitas dan berkompetisi secara jujur, terampil, dan cekatan.


      8.Ular Naga Panjangnya

             Permainan tradisional ini adalah salah satu permainan berkelompok dimana dua orang pemain yang bertindak sebagai ketua kelompok menyatukan tangan dan membentuk terowongan, kemudian pemain yang lain berbaris dan berpegangan pada pundak teman yang ada didepannya, kemudian barisan tersebut memasuki terowongan sambil menyanyikan lagu ular naga.

    Ular naga panjangnya bukan kepalang

           Menjalar-jalar selalu riang kemari

           Umpan yang lezat itulah yang dicari

            Ini dianya yang terbelakang.


        Saat lagu selesai terowongan akan turun dan menangkap anak yang sedang melewati terowongan. Kemudian anak tersebut harus memilih untuk bergabung dengan penjaga di sebelah kiri atau kanan. Kelompok yang memiliki barisan paling panjanglah yang akan jadi pemenangnya.


      9.Tali Ulai    

           Permainan yang identik dengan anak perempuan ini di Indonesia pada umumnya di kenal dengan nama “Lompat Tali” dan dikenal dengan nama “Tali Ulai” di Provinsi Kalimantan Selatan. Pemain pada awalnya di bagi menjadi dua kelompok yaitu pemegang karet dan pelompat karet. Permainan ini tergolong sederhana karena hanya melompati anyaman karet dengan ketinggian tertentu. Jika pemain dapat melompati tali-karet maka dia akan terus bermain dan jika gagal, ia harus bertukar peran dengan pemegang tali-karet.


      10.Bapidak Biji Para

               Permainan tradisional ini memanfaatkan biji karet sebagai media permainannya. Tiap satu kali permainan, masing-masing pemain memiliki satu undas pertahanan, permainan ini dilakukan oleh dua orang, kemudian mereka meletakkan undas mereka saling tindih, pemain yang menjadi giliran pertama diberikan kesempatan untuk memukul tindihan biji karet tersebut, pemain yang bijinya tetap utuhlah yang menjadi pemenangnya.


      11.  Tandik Manjangan

                Permainan tradisional ini dilakukan oleh dua kelompok yaitu kelompok yang bermain dengan kelompok yang menjaga, permainan ini memanfaatkan bambu sebagai medianya. Kelompok yang menjaga bertugas untuk menggerakan  bambu sesuai dengan hitungan yang telah di tentukan. Pemain harus melompat sesuai dengan irama buka tutup bambu yang digerakkan dan harus menghindar agar tidak terjepit.

      12.  Badamprak

            Badamprak merupakan permainan tradisional lompat–lompatan pada bidang–bidang datar yang digambar diatas tanah, dengan membuat gambar kotak-kotak kemudian melompat dengan satu kaki dari kotak satu kekotak berikutnya dan menggunakan batu/semen sebagai undas permainan, kotak yang berisi undas tersebut tidak boleh di lewati. Pada umumnya permainan ini di Indonesia dikenal dengan nama “Engklek” dan biasa dimainkan oleh 2 sampai 5 anak perempuan. Permainan ini mengandung simbol dari usaha manusia untuk membangun tempat tinggal atau rumahnya. Selain itu juga memiliki filosofi sebagai simbol usaha manusia untuk mencapai kekuasaan.