Popular Posts

Blogger templates

Blogger news

Blogroll

Powered By Blogger
Diberdayakan oleh Blogger.

You can replace this text by going to "Layout" and then "Page Elements" section. Edit " About "

Translate

Pengikut

Entri Populer

Sabtu, 19 Januari 2013

Sasirangan adalah kain adat suku Banjar di Kalimantan Selatan, yang dibuat dengan teknik tusuk jelujur kemudian diikat tali rafia dan selanjutnya dicelup.
Upaya untuk melindungi budaya Banjar ini, telah diakui oleh pemerintah melalui Dirjen HAKI Departemen Hukum dan HAM RI beberapa motif sasirangan sebagai berikut :
  1. Iris Pudak
  2. Kambang Raja
  3. Bayam Raja
  4. Kulit Kurikit
  5. Ombak Sinapur Karang
  6. Bintang Bahambur
  7. Sari Gading
  8. Kulit Kayu
  9. Naga Balimbur
  10. Jajumputan
  11. Turun Dayang
  12. Kambang Tampuk Manggis
  13. Daun Jaruju
  14. Kangkung Kaombakan
  15. Sisik Tanggiling
  16. Kambang Tanjung
Sejarah sasirangan :
Menurut Sahibul Hikayat atau cerita rakyat, di sekitar abad XII sampai XIV pada kerajaa Dipa kain sasirangan pertama kali di buat yaitu manakala Patih Lambung Mangkurat bertapa 40 hari 40 malam di atas lanting balarut banyu (di atas rakit mengikuti arus sungai). Menjelang akhir tapa nya, rakit Patih tiba di daerah Rantau kota Bagantung.Dilihatnya seonggok buih dan dari dalam buih terdengar suara seorang wanita, wanita itu adalah Putri Junjung Buih yang kelak menjadi Raja di Banua ini.

Tetapi ia baru muncul ke permukaan kalau syarat-syarat yang dimintanya dipenuhi, yaitu sebuah istana Batung yang diselesaikan dalam sehari dan kain dapat selesai sehari yang ditenun dan dicalap atau diwarnai oleh 40 orang putri dengan motif wadi/padiwaringin. Itulah kain calapan/sasirangan yang pertama kali dibuat dan sering disebut oleh masyarakat sebagai batik sandang yang disebut Kain Calapan yang kemudian dikenal dengan nama Kain Sasirangan.
Itulah sejarah singkat asal usul kain sasirangan. Arti kata sasirangan sendiri di ambil dari kata “sa” yang berarti “satu” dan “sirang” yang berarti “jelujur”. Sesuai dengan proses pembuatannya, Di jelujur, di simpul jelujurnya kemudian di celup untuk pewarnaannya.
Sasirangan menurut tetua adat Banjar dulunya di pakai untuk pengobatan orang sakit, dan juga di gunakan sebagai laung (ikat kepala adat Banjar), Kakamban (serudung), udat (kemben), babat (ikat pinggang), tapih bahalai (sarung untuk perempuan) dan lain sebagainya. Kain ini juga di pakai untuk upacara-upacar adat Banjar. Sekarang Sasirangan bukan lagi di peruntukkan hanya untuk spiritual, tapi sudah jadi pakaian kegiatan sehari-hari.
Di Pemerintahan Daerah Kalimantan Selatan, Sasirangan di sejajarkan dengan Batik. *Peraturan Gubernur Kalimantan Selatan 91 tahun 2009 tentang standaarisasi Pakaian Dinas pegawai Negeri sipil di lingkungan Pemprov Kalsel*. Pegawai negri sipil di bebaskan memilih untuk memakai Sasirangan atau pun Batik di hari yang sudah di tentukan.

Berikut beberapa contoh motif sasirangan :

Kambang kacang, Bayam raja
Kambang kacang, Bayam raja

Kulat karikit, Gigi haruan, Iris pudak, Ular lidi
Kulat karikit, Gigi haruan, Iris pudak, Ular lidi.

Ramak sahang, Daun katu, galumbang
Ramak sahang, Daun katu, galumbang.

Daun Jaruju, Tampuk Manggis
Daun Jaruju, Tampuk Manggis.

Kangkung kaumbakan, Umbak sinapur karang
Kangkung kaumbakan, Umbak sinapur karang.

Sarigading (Iris Gagatas), Kambang Sasaki
Sarigading (Iris Gagatas), Kambang Sasaki.

Bintang buncu ampat, buncu lima, buncu tujuh, Bintang bahambur
Bintang buncu ampat, buncu lima, buncu tujuh

2 komentar:

Unknown mengatakan...

waw sangat menarik :)

Unknown mengatakan...

indah sekali saya ingin berkunjung ke kalsel .. whwhwhwhwhwhwahahah